SEMANGAT QURBAN (2): SOSOK NABI IBRAHIM AS

bi-smi llāhi r-raḥmāni r-raḥīm

Kita lanjutkan kembali tadabbur kita dengan sosok mulia nabi Ibrahim as.

[3]
Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. [QS. Ṣād 38:45]

Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. [QS. Ṣād 38:46]

Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik. [QS. Ṣād 38:47]

Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa' dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. [QS. Ṣād 38:48]


Ayat 45 surat Shaad di atas mengingatkan bahwa rasul-rasul tersebut, yang salah satunya adalah nabi Ibrahim as, mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa maksud dari mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar adalah yang mempunyai kekuatan hingga mampu mengerjakan perbuatan-perbuatan yang besar. Mudahnya, nabi Ibrahim as memiliki kemampuan dan menghasilkan karya-karya yang besar dalam Islam. Selain perbuatan, beliau juga memiliki ilmu yang tinggi.

Demikian sosok yang mendapatkan fī d-dunyā ḥasanatan, yang mendapatkan kebaikan di dunia. Mudah-mudahan, kita yang juga menginginkan kebaikan di dunia tersebut bisa meneladani beliau dengan memiliki karya-karya yang besar dan meraih ilmu-ilmu yang tinggi.

Selanjutnya di ayat 46 surat Shaad diungkap lagi kualitas ketiga rasul tersebut, yaitu memilki akhlak yang tinggi (exclusive quality). Akhlak yang tinggi tersebut adalah mengingatkan manusia kepada negeri akhirat. Ternyata gambaran orang yang memiliki akhlak yang tinggi itu adalah orang-orang yang memberitahu akan adanya negeri akhirat dan mengajak untuk mempersiapkannya dengan melakukan amal-amal kebaikan.

Rekam jejak para rasul, mulai nabi Ibrahim as sampai ke nabi Muhammad saw, yang mengabarkan akan adanya negeri akhirat, menjadi model, contoh, atau pola orang yang memiliki akhlak yang tinggi. Maka tak akan sia-sia dan sungguh beruntung orang-orang yang selalu mengingatkan bahwa ada hari kemudian dan mengajak beramal sholeh sebagai bekal di hari itu, karena dia sedang “menjadi” (becoming) orang yang berakhlak tinggi.

Kemudian di ayat ke-47-nya, mereka semuanya termasuk sebagai orang-orang pilihan dari orang-orang yang paling baik, the chosen, the best of the righteous. Atau bisa dikatakan sebagai orang terbaik di antara yang terbaik. Mestinya ini mendorong kita untuk selalu berusaha menjadi yang terbaik, menjadi berkualitas pemimpin orang yang bertakwa, muttaqīna ʾimāman, sesuai apa yang kita panjatkan. Walau tak mesti semuanya berada di barisan depan, sebagaimana ketika sholat, tak mesti semuanya menjadi imam dan tak ada yang jadi makmum. Tapi kualitas terbaik itulah yang menjadi semangat kita.

Ayat 48 surat Shaad selanjutnya menyebutkan nabi Ismail as, keturunan nabi Ibrahim as, sebagai orang-orang yang paling baik juga. Kualitas pribadi seorang ayah dilanjutkan oleh anaknya. Mungkin kurang pas kata “dilanjutkan”, kesannya pasif, padahal kita lihat bagaimana nabi Ibrahim as mempersiapkan anaknya sedari awal, dengan berdoa (lihat QS. Al-Baqarah 2:124).

Kualitas terbaik juga perlu berkelanjutan, perlu kita ulurkan (extend), kita alihkan (hand over) kepada generasi selanjutnya. Akankah sampai risalah nabi Muhammad saw kepada kita? jikalau tak ada orang-orang yang berkualitas terbaik yang mengulurkan tali Allah.

[Bersambung ke bag 3…]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANUGERAH KEBAIKAN (HARTA) UNTUK KEBAIKAN

WHAT'S LEFT BEHIND?